Skip to main content

SERIAL PETUALANGAN WAKO : LAUT SAMPAH IBUKOTA


Selamat datang di Dongeng Digital Indonesia. Pada Blog kali ini saya akan membuat sebuah dongeng berupa Serial Petualangan Wako yang akan berlangsung sebanyak 6 seri. Dongeng ini akan menceritakan petualangan-petualangan seru yang dilakukan Wako dalam menjaga lingkungan-lingkungan di sekitarnya. Untuk seri pertama ini berjudul "Laut Sampah Ibukota". Fyi, dongeng ini dibuat dengan menggunakan kumpulan vector yang dapat diakses secara gratis dan background sound yang free dan non-copyright lalu di edit sehingga membentuk animasi. Penasaran dengan ceritanya ? langsung saja yuk !!

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Disebuah pulau kecil yang jauh dari ibukota, tinggalah seorang anak yang bernama Wako. Ia merupakan anak dari seorang nelayan. Wako sangat menyukai laut. Setiap hari, ia selalu pergi ke pantai untuk bermain bersama teman-temannya, yaitu Kiara dan Geo. Biasanya, Wako yang menyamperi teman-temannya dan mengajak mereka ke laut.

            Wako : Kiaraaaa !!! Geooo !! Mainn yukkk !!!
            Kiara : Hai wako, sebentar yaa..!!

Setelah menunggu, akhirnya Kiara dan Geo keluar dari rumah menghampiri Wako. Mereka pun berjalan bersama menuju pantai.
            Geo : Eh kita hari ini main apaa yaa ?
            Wako : Hmm apaa yaa, gimana kalo kita main perahu-perahuan ?
            Kiara : Wah, kedengerannya asyik , baiklah !
            Geo : Yeay, tapi kamu Wako yang ambil daun pisangnya yaa
            Wako : Tentu saja, aku ini kan kuat, hehe
            Kiara : Huuu dasar

Tidak jauh dari pantai, Wako melihat ada beberapa pohon pisang. Wako langsung berlari menuju pohon pisang tersebut. ia mengambil daun pisang yang mudah ia raih. Kemudian ia menariknya dengan sekuat tenaga. Hup ~

            Wako : Lihat? Aku memang kuat bukan ?
            Kiara : hahahaha, kamu makan ikan tiap hari sih makanya kuat
            Wako : Ohiya dong ~

Lalu mereka membawa daun pisang itu bersama-sama. Sesampainya di pantai, mereka membuat perahu-perahuan dengan menggunakan daun pisang tadi. Mereka sudah jago sekali membuat perahu-perahuan.

            Wako : lihat punyaku, bagus kan !
            Geo : Heee,,, punya ku juga bagus kok, lihat
            Kiara : Dimana-mana punya ku yang bagus

Sudah pasti, cara membuktikan siapa yang menang adalah perahu yang bisa bertahan di laut. Mereka langsung berlari menuju air. Lalu menaruh kapal mereka masing-masing di atas air yang jernih itu. ombak membawa perahu mereka ke arah lautan yang luas. Dari situ terlihat, kapal Wako lah yang bertahan.

            Wako : Hohohohohohoh.... aku pemenangnya !!
            Geo : Wah wako memang hebat ya
            Kiara : padahal sepertinya kita buat perahunya sama-sama
            Wako : Hehe.. karena suatu saat nanti, aku akan kesana

Wako menunjuk kearah laut.

            Kiara : kamu mau kemana Wako?
            Wako : Aku mau berlayar ke lautan yang luas, aku ingin melihat ujung dunia disana
            Geo : Tidak mungkin, bahkan ayahmu sendiri hanya berlayar tidak jauh dari sini.
            Wako : kita lihat saja, karena aku akan melakukannya..

Wako terlihat yakin sekali dengan keinginannya. Tentu saja bukanlah hal yang mudah untuk dapat menyebrangi lautan nan luas ini.

Tak terasa, sudah 5 tahun berlalu... Wako sudah remaja. Ayahnya sudah tidak sanggup lagi untuk berlayar sehingga Wako yang menggantikannya. Malam itu Wako berlayar dengan perahu tua milik ayahnya. Hingga sampai di tempat ia menjaring ikan. Namun, ia teringat ambisinya untuk berlayar melewati lautan yang luas. Keinginannya itu membuat ia tidak jadi menjaring ikan pada malam ini. ya, dia melanjutkan perjalanannya. Berlayar di laut pada malam hari sangatlah berbahaya, perahu yang dikendarai oleh Wako pun bukan perahu yang kuat. Lalu tiba-tiba, ombak mulai meninggi, arus menjadi kencang. Wako berusaha menyeimbangkan kapalnya. Ia mulai khawatir dengan kondisi perahunya. Semakin tinggi ombak yang ia terjang, hingga akhirnya kapalnya terbalik dan Wako terlempar dari perahunya dan tenggelam. Ia tidak sadarkan diri..

Gelap.. ia tidak dapat melihat apa-apa..

Apakah aku sudah tiada ?

Seketika, dari telinganya terdengar suara... “Tolong lahhh kamii....”

Terkejut mendengar suara entah darimana, ia terbangun. Ia melihat orang-orang mengelilinginya. Tampak khawatir dengan keadaan Wako. Wako berusaha untuk duduk. Ia melihat sekelilingnya, pantai dan laut. Namun, kotor, tercemar, banyak sampah.

            Wako : Aku dimana ?
            Orang asing : Kami menemukan mu terdampar di pantai. Kamu ada di ibukota sekarang.

Ia sangat menyayangkan kondisi pantainya. Tampak sangat kotor, tidak seperti pantai di pulau kesayangannya. Ditambah lagi, ia harus melakukan sesuatu agar bisa kembali kerumahnya. Disitulah ia bertemu dengan Pak Aji, seorang nelayan yang bekerja di sekita pantai ibukota. Pak aji sangat baik sekali, ia membiarkan Wako untuk tinggal sementara dirumahnya.

           
Wako : Sebenarnya apa yang terjadi dengan pantai ini pak Aji ? mengapa kotor sekali ?

Pak Aji : Ya, disana terdapat pabrik yang membuang limbahnya ke laut. Selain itu, orang-orang juga banyak yang membuang sampah di pantai. Ya jadinya begini. Tangkapan kami pun juga menurun.

Wako teringat suara yang membisiki telinganya ketika ia tenggelam. Mungkinkah ini mksdnya ?
Keesokan harinya,, ia mengajak nelayan-nelayan disekitar pantai untuk ke pabrik yang menyebabkan laut iibukota menjadi tercemar dan mempengaruhi tangkapan ikan mereka. Mereka semua berjalan menuju pabrik itu, dan menyuarakan keluhan mereka.

            Pengusaha pabrik : Kalian tidak bisa menghentikan ku. Aku berkuasa disini, sedangkan kalian bukan apa-apa. Hanya seorang nelayan.

            Wako : Hentikan pencemaran yang kalian lakukan, apa kalian tidak kasihan dengan ikan-ikan yang hidup di laut ?

            Pengusaha pabrik : Itu sudah takdir mereka. Yang penting aku mendapatkan uang yang banyak hahaha

            Tiba-tiba, bawahan dari pengusaha pabrik itu mengarah ke kami. Kami kalah jumlah. Wako dan nelayan lainnya tidak berdaya. Dalam hatinya, wako berdoa agar para orang-orang pabrik itu sadar akan kejahatan mereka. Tiba-tiba langit menjadi gelap, sepertinya akan turun badai. Wako dan nelayan tampak khawatir, mereka kembali ke kapal masing-masing menuju tepi untuk berlindung. Pengusaha pabrik itu tampak tidak takut dengan adanya badai. Ketika Wako dan nelayan sudah sampai tepi. Mereka melihat ombak yang tinggi menerjang pabrik yang berada di tengah laut itu. Tampaknya pabrik itu rusak parah akibat terjangan ombak yang besar tadi.

Wako dan Nelayan melihat orang-orang pabrik itu sedang berusaha menyelamatkan diri, mereka berenang di arus yang kencang. Wako dan para nelayan membantu mereka.

            Pengusaha pabrik : Maafkan kesalahan ku nak, aku buruk sekali

            Wako : Tidak apa-apa, sudah saatnya bagi kita menyelesaikan apa yang sudah seharusnya
Pantai dalam kondisi yang buruk. Para karyawan pabrik, nelayan dan Wako mulai membersihkan pantai itu. Perlahan namun pasti. Berharap agar pantai itu kembali seperti semula.

Setahun kemudian, pantai itu kembali menjadi cantik. Pasirnya kembali menjadi putih bersih, airnya menjadi biru kembali. Tidak terlihat sampah di sekitar pantai. Masyarakat disekitar sadar akan pentingnya mencintai lingkungan. Mereka membersihkan pantai setiap hari dair sampah-sampah. Laut pun terlihat memulihkan dirinya. Selama setahun ini pula, Wako membuat kapal agar ia bisa kembali ke pulaunya. Dan hari ini, ia siap untuk kembali pulang.

            Pa Aji : Apakah kau tidak ingin tinggal lebih lama disini ?
            Wako : Sunggu aku menginginkannya, namun tampaknya keluarga ku khawatir karena aku sudah hilang selama setahun. Aku berjanji akan kembali lagi ke ibukota.
            Pengusaha pabrik : Semoga kau sampai di pulau dengan selamat
            Wako : Terimakasih, tolong jaga laut kita yaa...

Setelah berpamitan, Wako berlayar menuju kampung halamannya. Pada hari itu, arus terlihat sangat tenang. Ia sangat menikmati perjalanannya. Sembari ia menutup mata, terdengar suara dari telinganya mengucapkan “Terimakasih.......”

Ia terkejut dan langsung membuka matanya. Ia melihat kesekeliling kapalnya, hanya ia seorang. Walaupun cukup mengejutkan, namun ia lega. Kecintaannya terhadap laut, membuatnya dapat kembali pulang dengan selamat.

Dari kejauhan, pantai itu tidak terlihat asing. Disana ia melihat ayahnya duduk termenung melihat kearah laut. Ia langsung berteriak sekencang-kencangnya

            Wako : AYAAAAHHHHHH

Ayahnya terkejut mendengar teriakan Wako, dari situ ia mulai menitikkan air mata. “Anakkuu....”

Selesai....

Pesan

Cintai lingkungan mu sebagaimana kamu mencintai orang-orang disekitarmu. Jagalah lingkungan seperti harta berharga mu. Kebaikan alam akan selalu menghampiri orang-orang yang mencintai lingkungannya.

--------------------------------------------------------------------------------------------



Comments

Popular posts from this blog

#3 Diver corner : Macrobenthos identification methods

Pengambilan data makrobentos Hello gaess, welcome back to ma blogg uhuyyyy Oke udah lama gua gak nge post lagi di blog hehe.. jadi untuk post kali ini gua bakal membahas mengenai metode pengambilan data makrobentos. Hah? Makrobentos apaan tuh? Tenang dulu .. kita bakal bahas satu persatu jadi santuy aja ok? Jadi, untuk tutorial selanjutnya gua berencana untuk membuat tutorial yang mengarah ke scientific diver yaitu metode pengambilan data baik itu ikan, karang dan bentos. Nah, karena gua mengambil spesialisasi makrobentos maka untuk metode pertama yang kita bahas adalah makrobentos. Kalau ikan dan karang mungkin kalian udah pada kenal ya, tapi makrobentos itu apa sih? Kalau kita ngomongin makrobentos, mereka adalah hewan-hewan yang hidup didasar perairan baik itu sesil (menempel), merayap atau menguburkan diri mereka di substrat, karang, patahan karang dan bebatuan. Masih belum kebayang hewan-hewannya seperti apa ? coba kita lihat gambar berikut : I

Volunteering di Kaoem Telapak (Maret 2020)

5 Maret 2020 : Evaluasi selanjutnya Jadi untuk kali ini evaluasi untuk postingan-postingan sebelumnya. Mulai dari pewarnaan, font, dan lainnya. Namun untuk bulan ini saya memang sudah jarang mengedit lagi untuk Kaoem, seperti saat ini kaoem sedang sibuk-sibuknya karena ada beberapa konten yang tak sempat disiapkan. Untuk beberapa konten dadakan biasanya mba Mei sendiri yang mengedit *jadi selama ini mba Mei belajar ngedit. Jadi saya hanya mengerjakan beberapa konten sajaaa. Kami juga berdiskusi bakal ada konten video lagi. Video yang kemarin sudah saya buat templatenya ada beberapa revisi dan sudah saya perbaiki. Namun sampai saat ini belum ada konten lagi. Untuk pertemuan sekarang gak terlalu lama. Jadi hanya sekedar ngobrol, trus ngelawakk.. ngobrol ama orang-orang kaoem lainnya hehee.. Selain itu, saya juga ngobrol terkait jadwal saya untuk bulan Maret kedepannya bakal padet. Harusnya April saya ke Pulau, trus KKN, Ekspedisi, LPT, dan Simulasi.. *tapi itu sebelum coronsky meny

Sharing session with my mentor, Yoppy Pieter #6

 Hallooo guysss.. welcome to my blog again :)) Wah sudah masuk sharing session ke 6 ya gak kerasa :')... Jadi setelah ngeupload foto-foto hasil hunting kemarin,, selanjutnya dari mas Yoppy menyeleksi foto-foto yang saya dapatkan sesuai dengan project yang sudah ditentukan. Dari total keseluruhan ada 275 foto yang saya ambil, namun hanya 24 foto yang dipilih mas Yoppy.. Lalu, mas Yoppy menyampaikan bahwa ada beberapa foto lagi yang harus saya ambil diantaranya sebagai berikut : 1. Kehidupan nelayan sehari-hari 2. Cara nelayan ini bersosialisasi 3. Kehidupan nelayan dirumahnya 4. Nelayan ketika sedang makan 5. Nelayan ketika sedang tidur 6. Nelayan ketika bangun tidur 7. Kondisi sungai yang mengalirkan polusi 8. Aktivitas pengupasan kerang Menurut mas yoppy, foto-foto saya masih banyak yang terlalu candid. Foto tersebut masih menunjukkan kalau saya masih menjaga jarak dengan subyek yang saya incar. Ia berpesan kalau saya harus menjadi bagian dari mereka. Saya tidak boleh memandang pr