Pengambilan data makrobentos |
Hello gaess, welcome back to ma blogg uhuyyyy
Oke udah lama gua gak nge post lagi di blog hehe.. jadi untuk post kali ini
gua bakal membahas mengenai metode pengambilan data makrobentos. Hah?
Makrobentos apaan tuh? Tenang dulu .. kita bakal bahas satu persatu jadi santuy
aja ok?
Jadi, untuk tutorial selanjutnya gua berencana untuk membuat tutorial yang
mengarah ke scientific diver yaitu
metode pengambilan data baik itu ikan, karang dan bentos. Nah, karena gua
mengambil spesialisasi makrobentos maka untuk metode pertama yang kita bahas
adalah makrobentos. Kalau ikan dan karang mungkin kalian udah pada kenal ya,
tapi makrobentos itu apa sih?
Kalau kita ngomongin makrobentos, mereka adalah hewan-hewan yang hidup
didasar perairan baik itu sesil (menempel), merayap atau menguburkan diri
mereka di substrat, karang, patahan karang dan bebatuan. Masih belum kebayang
hewan-hewannya seperti apa ? coba kita lihat gambar berikut :
Iyap, kalau kalian liat gambar diatas.. yaa mereka adalah makrobentos.
Sebenarnya kita kenal dengan hewan-hewan ini tetapi jarang sekali orang tahu
kalau hewan ini termasuk kedalam makrobentos. Itulah mengapa gua tertarik
sekali mengambil spesialisasi makrobentos ini karena banyak sekali hewan yang
di ident dan lucu-lucu sih menurut gua >.<
Ok, back to topik. Ranah gua sebagai seorang diver adalah scientific diver
dimana gua bukan sekedar diving rekreasi, tetapi gua mengambil data ekosistem
terumbu karang lebih tepatnya makrobentos. Untuk mengambil data makrobentos
tidak sebarang asal mengambil. Kalau di club gua, sebelum gua bisa turun untuk
mengambil data gua harus kenal dulu dengan biota-biota tersebut dengan cara
belajar identifikasi seperti menghafal nama spesies-spesies mereka, ciri khas
mereka, tempat tinggal dan lainnya. Setelah gua mengenal biota-biota tersebut
tentunya gua gak langsung turun juga gitu langsung ident 1 pulau pramuka kan
gak mungkin banget ye gak? Itulah mengapa adanya metode pengambilan data.
Metode pengambilan data tiap spesialisasi itu berbeda tergantung beberapa
faktor.
Dalam menentukan metode pengambilan data harus terdapat acuannya. Setiap
metode mempunyai teknik dan fungsi tersendiri. Terdapat berbagai macam metode
pengambilan data makrobentos diantaranya sebagai berikut :
1)
Belt
transect
2)
Manta
tow
3)
Time
swim
3) Quadrats
Belt transect
Dan ini dia metode yang sering gua pakai. Yap, belt transect. Mungkin aneh bahasanya kalo diartiin dalam bahasa indonesia. Belt transect itu sendiri adalah salah satu metode pengambilan makrobentos skala medium yang merupakan modifikasi dari metode LIT (Line intercept transect) dengan cara menyapu transect sejauh 1 meter kekiri dan 1 meter kekanan. Dalam english et al. 1994, Metode belt transect dilakukan oleh 2 observer masing2 di kira dan dikanan. Namun, gua sendiri di FDC karena kekurangan sumber daya manusia jadi belt transect ini dapat dilakukan oleh 1 orang. Bagaimana caranya ? agar transect dapat tersapu oleh 1 orang observer, kami mengambil data dengan cara zig zag dengan harapan dapat menyapu 1 m kekiri dan kekanan. Di FDC sendiri kami mengambil data di transect sebanyak 3 kali pengulangan dengan masing-masing transect sepanjang 20 meter dan jeda 5 meter ditiap pengulangannya (jaman gua Coralation), tapi belum tentu panjang transect 20 meter.
Metode ini menurut gua mungkin awalnya agak ribet karena harus zig zag dan gak asal gitu karena lu harus bener-bener dalam kondisi netral (gak ada tuh yang ngelambung atau ngedrop) dan jarak antara mata dengan objek minimal sejengkal karena bentos itu identik dengan ukuran yang kecil. Selain itu, harus bisa parkir biar pas lu muter gak kelebihan 1 m atau bahkan kurang, kan sayang datanya.
Data yang diambil biasanya yaitu spesies, jumlah, dan ukurannya. Ukuran disini untuk makrobentos ekonomis penting atau spesies makrobentos lainnya yang sekiranya membutuhkan data ukuran untuk pembahasan nantinya.
Ilustrasi belt transect yang dimodifikasi Sumber : Coralation VII Diklat 36 |
Dan ini ada video yang mungkin biar bisa kebayang zig zag nya tuh kayak gimana. Cara muter nya, dan jarak dari mata ke objek bisa cekidot aja langsung ke video ini :)
Format data disabak
Untuk atribut itu sendiri dapat diisi berupa :
Dive number (Dive ke berapa dari total dive pada kegiatan itu), hari, tanggal, time in (Waktu ketika dive/turun), time out (Waktu ketika naik ke permukaan), dive site (Lokasi pengambilan data), latitude, longitude, reef type (tipe tubirnya), depth (kedalaman pengambilan data), surface (kondisi arus di permukaan), bottom (kondisi arus di kolom), substrat (tipe substrat), collector (nama pengamat), visibilitas (kejernihan air atau jarak pandang) dan lainnya
Lalu ketika pengambilan data, ditulis tuh tiap ulangannya misalnya ketika ulangan 1 ditemukan bulu babi (Diadema setosum), tulis dah di sabak sama jumlahnya berapa. Gak harus nulis diadema setosum juga, kalian bisa buat namanya sesuai yang kalian inginkan asalkan jelas, dapat dibaca dan mewakili spesies tersebut. Contoh lainnya ketika kalian menemukan makrobentos ekonomis penting seperti kima, selain menulis nama spesies dan jumlah kalian juga harus menulis ukurannya. Biasanya, gua bawa meteran jahit terus di lilit di lengan kiri gua biar pas gua nemu ekonomis penting gua ukur deh disitu.
Kelebihan :
1.
Mudah
dilakukan
2.
Tidak
memerlukan biaya yang banyak
3.
Peralatan
tidak sebanyak metode manta tow
Kekurangan :
1.
Harus
menggunakan diver yang memiliki pengalaman
Manta tow
Pengambilan data dengan menggunakan metode manta tow Sumber: https://www.researchgate.net/ |
Metode ini merupakan salah satu teknik
pengambilan data ekosistem terumbu karang secara menyeluruh dengan waktu yang
singkat. Metode ini sangat cocok sekali untuk kalian yang ingin mengambil data
ekosistem terumbu karang skala besar atau dengan tujuan untuk inventarisasi
biota-biota. Pengambilan data dengan metode ini dengan cara pengamat berada di
belakang perahu dan ditarik oleh perahu.
Persiapan :
Manta Board Sumber : https://www.researchgate.net/ |
1)
Perahu
/ boat (min. 5 pk)
2)
ADS
(Alat dasar selam) seperti masker, snorkel dan fins
3)
Manta
board
1)
Tali
(20 meter, diameter 1 cm)
2)
Pelampung
3)
Sabak
dan pensil
4)
Stopwatch
5)
GPS
Prosedur :
Dalam Manta tow
terdapat 3 orang yang memiliki tugas :
a)
Pengemudi perahu / boat : mengemudi boat untuk menarik pengamat. Orang
ini berada di bagian kemudi. Kecepatan yang digunakan 3-5 km/jam
b)
Pengamat : mengambil data dan mencatat data di sabak. Orang
ini berada di manta board.
c)
Notulen : bertugas sebagai penunjuk arah untuk melihat
posisi perahu agar selalu berada diantara terumbu dengan tepi tubir. Selain itu
bertugas sebagai time keeper. Lalu
mencatat hal-hal lainnya seperti kondisi perairan, waktu dan lainnya.
Pelaksanaan :
1)
3
orang tersebut berada di posisi seharusnya.
2) Notulen
mengamati kondisi perairan dan memberi arahan ke pengemudi agar berada di
daerah terumbu karang.
3)
Pengemudi
mengemudi boat dengan kecepatan 3-5 km/jam mengikuti arahan notulen
4) Pengamat
melakukan pengamatan dengan bergerak ke kiri, kanan atau menyelam dengan
menggerakkan papan manta. Melihat ke dalam air lalu mengingat apa saja yang
dilihat didalamnya selama 2 menit.
5)
Notulen
mengingatkan waktu untuk pengambilan data
6)
Setelah
pengamat melakukan pengamatan, pengamat melakukan pencatatan dengna waktu yang
telah ditentukan notulen
7)
Selanjutnya
melakukan pengamatan lagi hingga titik pengambilan data terambil semua
Jarak antar boat dengan manta board Sumber : https://www.researchgate.net/ |
Data sheet :
Data sheet manta tow Sumber : https://swfsc.noaa.gov/ |
Petunjuk persent cover karang untuk manta tow Sumber : https://www.researchgate.net/ |
Tutupan substrat untuk manta tow Sumber : http://sango.churashima.okinawa/ |
Kelebihan
1.
Daerah yang luas dapat disurvei dalam waktu yang
singkat
2. Metode
yang digunakan sederhana dan mudah untuk dipraktekkan
3. Biaya
yang digunakan tidak terlalu mahal
4.
Peneliti tidak terlalu lelah untuk survey areal
yang luas.
Kekurangan
1.
Survey secara tidak sengaja bisa dilakukan
pada lokasi di luar terumbu karang (pasir, perairan yang dalam)
2.
Peneliti sering lupa bila terlalu banyak objek
yang harus diingat
3.
Kemungkinan ada objek yang terlewatkan atau tidak
teramati
4.
Metode tidak cocok digunakan pada saat kondisi
visibility lokasi rendah atau kurang dari 6 meter.
Metode ini memang secara garis besar lebih mengident ke terumbu karang. Bentos yang biasanya di ident pada metode ini adalah tipe makrobentos hingga megabentos karena ukurannya yang dapat dilihat dari permukaan. Salah satu spesies bentos tersebut adalah Xestospongia sp. , Acanthaster planci dan lainnya.
Time Swims
Metode ini dilakukan dengan cara menyelam pada kedalaman tertentu (dulu gua
sampe kedalaman 20m) dari titik awal, lalu melakukan pengamatan dari bawah ke
atas secara zigzag hingga bertemu lagi ke titik awal dengan waktu tertentu
(sesuai namanya ya gengs). Metode ini sangat cocok buat kalian yang ingin
inventarisasi biota dalam skala medium hingga besar. Metode ini sekaligus dapat
menginventarisasi biota yang berada di kedalaman dalam hingga dangkal tidak
seperti manta tow yang hanya di daerah dangkal.
Metode ini cukup simple sih menurut gua, karena cuman perlu ke kedalaman
tertentu terus kalau kalian ketemu bentos misalnya di ident deh. Cuman kalian
harus sesuaikan ketika kalian zig zag ke atas itu pas sampai titik awal.
Perhitungan isi tabung juga perlu di perhatiin, jangan sampai ketika kalian
nge-ident dan belum sampai ke titik awal malah habis tabungnya. Perhatikan juga
dengan waktu yang ditentukan.
Kelebihan
1. Daerah yang luas dapat disurvei dalam waktu yang singkat
2. Metode yang digunakan sederhana dan mudah untuk dipraktekkan
3. Biaya yang digunakan tidak terlalu mahal
4. Peneliti tidak terlalu lelah untuk survey areal yang luas.
Kekurangan
Biasanya jika menggunakan metode ini kita membawa kamera underwater untuk difoto. Nanti hasil fotonya bisa di ident menggunakan software CPCe. Trus di ident deh tiap titik-titiknya.
Oke mungkin dari gua cukup segitu dulu. Sebenarnya masih banyak metode-metode pengambilan data, jika kalian penasaran dengan metode-metode lainnya kalian bisa baca-baca di buku metode monitoring dan sudah banyak kok di internet untuk buku-buku tipe online.
Bonus berikut merupakan video pengambilan data ketika diklat gua monitoring di pulau pramuka. Cekidott...
1. Susah untuk menemukan titik awal
Quadrats
Metode ini merupakan metode pengambilan data dengan skala kecil, karena kita hanya mengambil data di dalam kerangka kuadrat.
Oke mungkin dari gua cukup segitu dulu. Sebenarnya masih banyak metode-metode pengambilan data, jika kalian penasaran dengan metode-metode lainnya kalian bisa baca-baca di buku metode monitoring dan sudah banyak kok di internet untuk buku-buku tipe online.
Bonus berikut merupakan video pengambilan data ketika diklat gua monitoring di pulau pramuka. Cekidott...
Comments
Post a Comment