20 MEI 2020
Story statement
“Ini adalah
sebuah cerita mengenai seorang penderita tuna rungu di kala masa pandemik
COVID-19”
Question
What : Apa yang
terjadi pada masa pandemik COVID-19 ?
=
Sejak COVID-19 mayoritas masyarakat menggunakan masker untuk mencegah penularan
COVID-19
Who : Siapa yang terkena dampak dari
pandemik COVID-19 ?
=
Salah satunya tuna rungu
Why : Mengapa orang tersebut terkena
dampak dari pandemik COVID-19?
=
Para penderita tuna rungu mengalami masalah komunikasi. Untuk memudahkan
berkomunikasi, penderita tuna rungu harus setidaknya melihat gerakan mulut
lawan bicaranya. Sejak COVID-19 ini, tentunya masyarakat menggunakan masker
sehingga menyulitkan penderita tuna rungu untuk melihat gerakan mulut lawan
bicaranya sehingga menyulitkan mereka.
How : Bagaimana solusi dari masalah ini ?
=
Ada orang kreativ yang masker transparan untuk memudahkan tuna rungu
berkomunikasi.
26 MEI 2020
Sharing dengan Bang Rama via Google Meet’s
Evaluasi mengenai question
What
à apa yang ingin lu dapet dari audience?
(Marah, empati, lebih ke “What to expect”)
Who
à Inceran audience nya siapa ? (masyarakat,
pemerintah, kelas menengah, umum, dll)
Why
à misalkan ternyata ada sekelompok orang
yang miss dari dampak COVID-19, yaitu
penderita tuna rungu
How à Bagaimana
lu mewujudkan itu? treatment storynya seperti apa? Develop storynya ?
Akhir storynya bagaimana ?
Jadi, untuk question lebih buat
elu sendiri, “Bagaimana lu pengen buat photo storynya?”
Evaluasi kebenaran cerita
Saya mengetahui ada masalah ini
dari sebuah berita yang ada di internet.
Jadi, pastikan cerita itu bener atau gak ? jangan hanya melihat lalu tanpa tau kebenaran berita
tersebut. siapa tau ternyata penderita tuna rungu tidak mengalami masalah
ketika masa pandemik ini. Coba tanya ke temen, yayasan tertentu dan lainnya.
Evaluasi Teknis
Coba jelasin
bagaimana lu memulai ceritanya ?
è Di awal cerita nnti bakal jelasin dulu
gambaran masyarakat selama pandemik COVID-19. Foto : Orang-orang yang berlalu-lalang
menggunakan masker
Selanjutnya ?
è Abis itu baru masuk ke cerita dimana ternyata
ada sekelompok orang yang miss dari dampak COVID-19, yaitu tuna rungu
Foto : ...... (ini harus dicari tahu
gimana cara menggambarkan tuna rungu tanpa foto staging)
Saran pengambilan
foto
-
Diusahan
mengambil gambar yang natural dan dapat menggambarkan momen yang pas dengan
cerita yang kita buat
-
Tidak
staging agar menambah nilai dari foto tersebut
-
Tidak
staging bukan berarti candid
-
Foto
yang kita ambil harus mendapatkan izin dari orang yg menjadi objek
Bagaimana caranya ?
Bisa
diomongin langsung ke orangnya, atau ketika orang itu bergaya/berpose ketika
kita potret, atau bisa juga ketika mereka menyerahkan kepada kita (dalam artian
gak terusik ketika kita foto) bisa jadi pada kasus ini mereka hanya membiarkan
kita untuk memfotonya (gak peduli lagi)
Lalu, gambaran dari saya sendiri.. nantinya di ending cerita ada foto
potrait : Orang-orang menggunakan masker (masker kain, masker bedah, masker N95,
dan masker transparan). Tujuannya hanya untuk menggambarkan bahwa pada tahun
2020 terjadi pandemik COVID-19. Anggaplah foto bersejarah (kalau bisa hehe)
30 MEI 2020
Saya bertanya kepada bang Rama via wa à Cerita apakah harus memiliki solusi,
mksdnya apakah solusi itu harus ada bukti kongkritnya atau boleh berupa
pendapat ?
Lalu bang rama menjawab : “Resolve the conflict” dalam storytelling buka
berarti “Solution” tapi artinya adalah bagaimana akhir ceritanya. Apakah itu
bagaimana kondisi nya kini.. or bagaimana perasaannya.. or bgmn orang2 melihat
dia.. dst
To do buat
kelanjut photostory saya :
1. Pastiin
kebenaran berita dengan bertanya kepada kepada penderita tuna rungu
2. Mulai membuat
rangkaian storynya “Teknis”
3. Cari tahu
gimana cara mengambil foto yang mengambarkan orang itu tuna rungu
Comments
Post a Comment